Rusinah Baskha. Powered by Blogger.

Monday, June 27, 2016

Filosofi Wortel, Telur dan biji kopi


Sebagai seorang manusia kadang kita bisa meneladani Analogi dari
berbagai hal semacam wortel, telur dan biji kopi. Saat menjalani
kehidupan, apakah kita akan menjadi seperti Wortel, Telur ataukah Biji Kopi. memandang kehidupan dengan cara yang berbeda kadang diperlukan oleh seorang manusia untuk kembali menemukan jati dirinya yang mungkin masih bersembunyi dibalik kerasnya hati.
Siapa yang tak tahu Wortel, telur dan
Kopi? Semua orang tahu bentuk fisik
dan tampilang ketiga benda ini. Apa
yang akan terjadi pada ketiganya
saat semuanya dimasukan kedalam
sebuah panci berisi air mendidih?
Wortel yang tadiya keras akan
melembek, Telur yang tadinya cair
akan menggumpal dan Kopi yang
tadinya keras, akan tetap keras. Lalu
apa makna dari semua itu?
Wortel, melambangkan seseorang
yang tadinya tegas dan teguh
pendirian serta nilai-nilai hidup.
Selalu berusaha untuk jujur dan siap
bekerja keras. Namun, setelah
menghadapi permasalahan hidup,
tekanan lingkungan maupun
keadaan keluarga yang morat-marit
membuat dia memiliki mental yang
lemah, tidak berani mengambil
keputusan sehingga konsep dirinya
pun berubah
Telur, melambangkan seorang yang
tadinya lemah lembut, mengerti
perasaan orang lain dan memiliki
hati yang mau melayani. Namun,
karena memiliki permasalahan besar
dan bertubi-tubi membuatnya
menjadi mudah tersinggung, keras
kepala, dan egois.
Kopi, melambangkan eksistensi diri
yang tidak berubah sekalipun beban
permasalahan menghimpit dan
menekan sedemikian rupa. Ketika
masuk ke dalam “dapur penderitaan”
yang bersangkutan justru mampu
memberikan warna dan keharuman
bagi lingkungannya. Dia tidak
mengeluh dengan permasalahan yang
dihadapi. Dari mulutnya tidak keluar
ucapan-ucapan yang menggerutu dan
apatis.Sekalipun mengalami
permasalahan yang sangat berat, dia
tetap optimis bahkan mau berbagi
pengalaman agar orang lain tidak
mengalami hal serupa.
Dari Deskripsi di atas, menjadi kopi
adalah yang terbaik, tapi apakah itu
yang benar-benar kita butuhkan?
Tanyakan kembali pada diri sendiri,
sudah seperti apakah kita? Wortel
yang melemah karena keadaan,
ataukah telur yang mengeras karena
terpaan badai kehidupan, Ataukah
Kopi yang saat menghadapi masalah
dalam kehidupan kita malah
memberikan aroma harum untuk
lingkungan sekitarnya.

sumber:
Buku Setengah Isi
Setengah Kosong karya Parlindungan
Marpaung

0 komentar:

Post a Comment

 

Find me on

Facebook  Twitter  Instagram  Youtube

Jumlah Viewer Sampai Saat ini: