Siang itu begitu terik. Jalanan di desa itu legang karena penduduk enggan keluar
rumah. Seorang nenek tua sekitar delapan puluh tahun sedang duduk di depan
rumahnya.
Dia adalah Salimah atau biasa dipanggil nenek Imah, wanita tua yang
hidup sebatangkara. Suaminya telah meninggal puluhan tahun yang lalu. Sebenarnya
beliau memiliki empat anak namun semua anaknya pergi merantau jauh meninggalkan
nenek renta itu seorang diri. Anak-anaknya sibuk dengan kehidupan mereka
sendiri. Jarang sekali mereka pulang atau menelepon sekedar menanyakan kabar.
Kalaupun pulang itupun saat lebaran, tapi itupun tak setiap tahun. Nenek imah
sangat mencintai anak-anaknya dan juga merindukan cucu-cucunya. Namun apalah
daya, beliau tak dapat berbuat apa-apa. Pernah sebenarnya anak perempuan
sulungnya mengajaknya tinggal di kota. Sebulan kemudian nenek Imah pulang ke
kampung lagi. Kehidupan kota tak ramah baginya. “Saya tidak betah tinggal di
kota, masyarakatnya tak seperti disini. Semua pada sibuk dengan urusan
masing-masing. “Saya juga tak enak dengan menantu saya. Anak dan menantu saya
juga kesulitan menghidupi keluarga besar mereka”, cerita nenek Imah kepadaku
ketika aku mengantarinya makanan suatu sore. Dari sini aku belajar, sebagai anak
kita harus berbuat baik dan merawat mereka. Jangan biarkan orang tua kita
seperti Nenek Imah yang terpaksa harus hidup sebatangkara diusia senjanya.
0 komentar:
Post a Comment